Skip to content

  • Beranda
  • Profil
    • Visi, Misi dan Sasaran
    • Struktur Organisasi
    • Tugas & Fungsi
    • Wilayah Kerja
      • Bandara Frans Kaisiepo Biak
      • Pelabuhan Laut Biak
      • Bandara Mozes Kilangin Mimika
      • Pelabuhan Laut Amamapare
      • Pelabuhan Laut Pomako
      • Pelabuhan Laut Nabire
      • Pelabuhan Laut Serui
      • Pelabuhan Laut Waropen
  • Pelayanan
    • Alur Pelayanan
    • Standar Pelayanan
      • Vaksinasi Covid-19
      • Vaksinasi Meningitis
      • Surat Keterangan Sehat
      • Surat Keterangan Layak Terbang
      • Pelayanan Ambulans
      • Surat Izin Angkut Jenazah
      • Surat Izin Angkut Orang Sakit
      • Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga
      • Penerbitan Surat Izin Kesehatan Berlayar (PHQC)
      • Sertifikat Sanitasi Kapal (SSCEC)
      • Sertifikat Pemeriksaan Kapal dari Luar Negeri (COP)
      • Sertifikat Pemeriksaan Obat-Obatan dan Alat Kesehatan Kapal
      • Sertifikat Pemeriksaan Pesawat dari Luar Negeri (GENDEC)
      • Buku Kesehatan
    • SOP
  • PPID
    • SK PPID
    • Informasi Yang Dipublikasikan
    • Informasi Yang Dikecualikan
    • Tata Cara Permohonan Informasi
    • Formulir Permohonan Informasi
    • Laporan PPID
  • Pengaduan Masyarakat
  • K-BIAK
    • Pembelajaran
    • Artikel
      • Mengoptimalkan Kinerja Organisasi dengan Prinsip Manajemen
      • Pentingnya Pembangunan Zona Integritas (ZI) Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) Dan Wilayah birokrasi bersih dan Melayani (WBBM)
      • The Man Behind The Gun for Quality Service
  • Berita
  • Survei
  • Aplikasi
  • Unduh
  • Hubungi Kami

Mengoptimalkan Kinerja Organisasi dengan Prinsip Manajemen

Penulis : Sutarman, SE., M.Adm.Kes.
Jabatan : Kasubbag Adum BKK Kelas II Biak

Biak, 30 Oktober 2024

Kita tentu sama-sama sepakat bahwa Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya sangat tergantung dan ditentukan oleh kemampuan manajemennya. Dan sepanjang sejarahnya administrasi / manajemen itu hadir dan diperlukan untuk berbagai kehidupan manusia, baik privat maupun publik atau dalam skala besar maupun kecil, bahkan sering kali konsekuensi keberhasilan atau kegagalan sering diasosiasikan sebagai kesalahan dalam manajemen.

Penerapan prinsip-prinsip manajemen menjadi hal yang sangat penting selain penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam mendukung peningkatan kinerja organisasi dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Penerapan prinsip-prinsip manajemen juga mendukung penciptaan iklim organisasi yang kondusif, terbangunnya etika organisasi dan mendorong rasa tanggungjawab serta kreativitas pegawai / karyawan.

Silalahi Ulber (2009 : 158) menyebutkan prinsip sebagai suatu pernyataan atau suatu kebenaran pokok yang memberikan petunjuk kepada pemikiran atau tindakan yang akan diambil. Prinsip merupakan dasar atau landasan untuk bertindak, akan tetapi bukanlah sesuatu yang mutlak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb). Secara umum, prinsip adalah aturan, ketentuan atau hukum, standar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip merupakan pedoman untuk bertindak dan berperilaku yang mengarahkan pada tindakan yang benar dan menjadi bagian dari etika berorganisasi.

Banyak teori atau pendekatan yang bisa kita gunakan seiiring dengan perkembangan administrasi sebagai ilmu mulai dari manajemen ilmiah, teori administrasi, teori birokrasi, pendekatan hubungan manusia dan pendekatan lainnya. Pada pembahasan singkat ini kita mengangkat teori administrasi Henry Fayol yang mengembangkan 14 prinsip manajemen, Fayol dikenal sebagai bapak administrasi yang oleh Koontz & O’Donell menamakannya sebagai father of modern operational management theory.

14 prinsip manajemen menurut Henry Fayol’s adalah sebagai berikut :

  1. Pembagian kerja (division of work), Dimaksudkan untuk memusatkan kegiatan, pengkhususan orang dalam bidangnya (spesialisasi) agar memperoleh efisiensi yang tinggi.
  2. Wewenang dan tanggungjawab (authorithy and responsibility) wewenang merupakan hak administrator atau manajer untuk memberi perintah dan merupakan sesuatu yang melekat dalam jabatan manajer atau administrator. Konsekuensi dari pemikiran dan wewenang tersbut adalah tanggungjawab, baik bagi pemberi maupun penerima perintah.
  3. Disiplin (discipline). Merupakan hal yang mutlak dalam kegiatan kerjasama, dalam hal mana anggota organisasi tunduk dan mentaati peraturan yang telah ditetapkan. Discipline mengikat semua tingkat kepemimpinan organisasi dan menuntut adanya sanksi.
  4. Kesatuan perintah (unity of command). Pekerja (bawahan) menerima perintah hanya dari satu pimpinan (atasan).
  5. Kesatuan arah dan tujuan (unity of direction). Bahwa kegiatan organisasi harus mempunyai tujuan yang sama dan langsung dari perencanaan yang dibuat oleh seorang manajer.
  6. Mendahulukan atau mengutamakan atau menempatkan kepentingan umum (organisasi) diatas kepentingan pribadi (subordination of individual to general interest).
  7. Pengupahan atau penggajian (remuneration). Penggajian dan metode pembayaran harus adil dan jujur sesuai dengan kompensasi pekerjaan dengan mengusahakan agar dapat memuaskan pimpinan dan bawahan.
  8. Sentralisasi (centralization). Wewenang perlu didelegasikan kepada bawahan, tetapi tanggung jawab akhir tetap dipegang oleh pimpinan puncak (top manajer).
  9. Skala hirarki (scalar of chain). Skala hirarkih merupakan garis wewenang dan program yang diturunkan dari pimpinan puncak ke pimpinan bawah dan pekerja.
  10. Tata tertib (order). Penempatan dan pendayagunaan sumber daya (orang dan barang) sesuai dengan tempatnya dalam suatu organisasi.
  11. Keadilan (equity). Kesetiaan dan pengabdian anggota harus diimbangi dengan sikap keadilan dan kebaikan serta perlakukan dari manajer terhadapnya.
  12. Stabilitas jabatan (stability of tenure). Memberikan waktu yang cukup sangat diperlukan pekerja untuk menjalankan fungsinya dengan efektif, sehingga perlu mengurangi intensitas pergantian jabatan atau personal.
  13. Prakarsa atau inisiatif (initiative). Dalam semua tingkatan organisasi semangat kerja didukung oleh berkembangnya prakarsa; dan karenanya kepada bawahan perlu diberikan kebebasan untuk memikirkan dan mengeluarkan pendapat tentang semua aktivitas, bahkan melihat dan menilai kesalah-kesalahan yang terjadi.
  14. Solidaritas kelompok kerja (la esprit de corps). Prinsip ini menitipberatkan semangat persatuan dan kesatuan, perlunya kerja sama dan memelihara hubungan antar pekerja untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi kerja.

Sebagai organisasi publik termasuk Balai kekarantinaan Kesehatan Kelas II Biak penting untuk mengangkat prinsip-prinsip manajemen diatas dalam media sharing dan pembelajaran K-BIAK (Kamis Berbagi Informasi Aktualisasi Dan Komunikatif) yang dilaksanakan dilingkungan Balai Kekerantinaan Kesehatan kelas II Biak kepada semua pegawai dan jajaran manajemennya, sehingga semua pegawai memahami peran dan fungsi masing-masing, memahami etika dan disiplin, tumbuhnya inisiatif, disiplin dan jiwa korps serta terbangunnya komunikasi yang harmonis. Dengan demikian pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara efektif dan efisien dapat terwujud.

Share this:

  • Facebook
  • X

Comment (1) on “Mengoptimalkan Kinerja Organisasi dengan Prinsip Manajemen”

  1. Sutarman says:
    November 4, 2024 at 12:13 am

    Thank you for posting my article

    Loading...
    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Layanan Pengaduan

Tanya Kitorang

Pelayanan Masyarakat

Informasi Pelayanan Publik

Copyright © 2025 .

Powered by PressBook Green WordPress theme

%d